Walaupun warga mayoritasnya memeluk agama Hindu, kebebasan dan kerukunan umat beragama di Bali patut menjadi contoh. Menyambut Paskah ini misalnya, petugas keamanan desa adat atau pecalang dan pengurus takmir masjid membantu mengamankan rangkaian Perayaan Paskah di Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa di kawasan Mandala, Nusa Dua, Bali.
"Seperti biasanya, kami selalu dibantu para pecalang dan pengurus masjid saat Perayaan Paskah," kata Sekretaris Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Alexander Seni Kelen di Denpasar, seperti dikutip dari mediaindonesia, pada Selasa (3/4).
Budaya saling tolong menolong itu ternyata sudah rutin mereka lakukan. Alex menyebutkan, setiap hari Jumat ketika umat muslim di Masjid Ibnu Batutah yang letaknya bersebelahan dengan gereja menjalankan sholat, tenaga sekuriti gereja membantu mengatur kendaraan para jemaah. "Kalau Jumatan, tenaga sekuriti kami juga membantu mengatur kendaraan para jamaah di masjid," ungkap Alex.
Di Kawasan Puja Mandala, pemerintah sengaja membangun kompleks rumah ibadah lima agama, yakni Islam, Katolik, Kristen, Hindu, dan Buddha. Kawasan itu memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik mancanegara maupun domestik. Akibatnya kawasan tersebut sering macet, apalagi jika ada ritual atau peringatan keagamaan.
Untuk membantu mengamankan dan mengurangi kemacetan, empat pecalang dari Desa Adat Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung dan pengurus Masjid akan bertugas mulai Kamis (5/4) hingga Minggu (8/4).
Kerukunan antar umat beragama tidak akan tercipta tanpa adanya kepedulian dan toleransi satu sama lain. Masing-masing pihak harus berinisiatif untuk menolong dan tidak bersikap eksklusif sehingga bisa tercipta harmoni antar umat beragama.
Sumber : mediaindonesia*vcahyonoputri